Friday, March 16, 2018

Merubah Gaya Hidup Bermula dari Merubah Mindset

Merubah Gaya Hidup Bermula dari Merubah Mindset.

Merubah gaya hidup itu sebenarnya mudah,tapi mengapa pada sebagian orang sukar dilakukan?

Kuncinya di ilmu perhitungan sederhana jaman SD, penjumlahan dan pengurangan. Untuk membeli produk yang bertujuan sama dengan alokasi berkurang dari biasanya, ia harus merubah kebiasaan membeli baju di mall dengan merk terkenal menjadi beli baju di toko online atau toko grosir yang lebih murah namun model tetap kheren dengan bahan yang enak dipakai. Ia telah merubah mindset bahwa dengan baju pembelian dari online yang tak bermerk dan lebih murah, ternyata ia juga bisa tampil kheren dan nyaman.

Merubah mindset ini sering kali tidak dilakukan karena gaya hidup tertentu biasanya sudah terlanjur diasosiasikan dengan harga diri tertentu untuk level sosial tertentu. Inilah yang membuat merubah gaya hidup pada sebagian orang menjadi sukar dilakukan. Dengan kondisi ekonomi yang berbeda dari sebelumnya karena misalnya sekarang kita memiliki dana terbatas, namun seringkali tanpa disadari kita masih membeli barang-barang bermerk dengan harga lebih tinggi yang berakibat pada alokasi dana yang terbatas itu habis di tengah bulan. Akibatnya hutang menumpuk dan pusing sendiri di akhir bulan.

Maka dari itu negosiasi yang sebenarnya untuk merubah gaya hidup adalah bernegosiasi dengan mind set yang ada pada diri kita sendiri. Apakah dengan membeli barang lebih murah, harga diri kita sebagai "seseorang" pada level tertentu sudah turun menjadi level yang lebih rendah? Apakah kita sudah mencari info sebanyak-banyaknya bahwa masih ada produk yang berkualitas juga walau dengan harga yang lebih murah?

Hanya kita sendiri yang paling mengenal diri kita
@earlyshine_ID
FB Early Shine

#merubahgayahidupmerubahmindset
#produkmurahjugabanyakyangberkualitas
#menggunakanproduklebihmurahtakakanmenurunkanhargadiripribadiyangsudahpercayadiri
#hiduphematjugabisaberkualitas

Thursday, November 24, 2016

Kegilaan Sesaat a.k.a Temporary Insanity a.k.a Baper Lebay (1)


Kegilaan Sesaat a.k.a Temporary Insanity a.k.a Baper Lebay  (1)
Paling tidak satu kali seumur hidup seseorang pernah mengalami kondisi kegilaan sesaat atau temporary insanity atau Baper Lebay. Seperti apakah itu? 

Pada suatu waktu tertentu, tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba karena terpancing satu hal tertentu, kamu merasa merasakan kondisi yang sangat nyata dari sisi pikiran, rasa yang sangat kuat atas suatu hal. Entah itu sebuah pesan, memori visual atau mendengar yang terkait dengan masa depan atau masa lalu, baik terkait diri sendiri atau orang lain, yang secara nyata muncul dalam memori visual dan rasa. Kondisi tersebut sampai dapat membuat kamu merasa bahwa pesan atau pikiran itu nyata dan sungguh-sungguh terjadi. Kondisi “seperti nyata” dan meyakini sesuatu hal sedang terjadi atau akan terjadi seperti sukar dilawan karena hal itu seperti nyata, namun kamu masih menyadari bahwa itu tidak nyata. Akibat dari munculnya kondisi tersebut, kamu tanpa sadar dapat melakukan tindakan-tindakan yang sederhana sampai tindakan ekstrim yang diluar logika dan kebiasaanmu karena perasaan yang berlebihan tadi, bahkan dapat berkesan konyol dan lucu. 

Kegilaan sesaat ini dapat terjadi dalam beragam emosi, misalnya emosi senang. Kalau  obyek  dan momen itu yang menyenangkan kamu akan merasa bahagia tak terkira. Kebahagiaan itu terasa berlimpah dan membuat dirimu bisa tersenyum sepanjang hari karena saking bahagianya. Misalnya; habis bertemu cowok menarik dan merasa langsung senang tak terkira dan bahagia bertemu dengan dia, sampai respon yang dimunculkan grogi, senyum sendiri dan serba salah sepanjang hari, kurang konsentrasi, melongo bahkan sampai berpikir dia adalah orang yang mungkin pernah ditemui di jaman entah kapan, bahkan saking gila senangnya sampai tidak bisa mengerjakan apapun karena kebayang terus. 

Bila obyek yang didapat memancing sedih, rasa yang dimunculkan itu sedih, maka kamu akan merasa sedih berlebihan sampai bisa menangis tersedu-sedu. Misalnya; baca status laman di FaceBook seseorang yang mengingat kembali pada sosok yang kita sayangi yang sudah tiada, akibatnya hari itu meneteskan air mata terus menerus bila mengingatnya sampai kurang fokus mengerjakan hal lain, dan menjadi mengingat-ingat mantan pacar dengan pengalaman yang sedih pula. 

Nah, yang menantang adalah bila itu rasa marah, karena dirimu bisa mengalami emosi marah yang sangat kuat dan berpotensi membahayakan dirimu sendiri ataupun orang lain. Misalnya; tiba-tiba bertemu dengan orang yang pernah berkonflik sebelumnya dan tiba-tiba emosi marah keluar kembali dan langsung mengomel atau mengumpat tak terkendali pada orang-orang di sekitarnya sepanjang hari. Bahkan saking geramnya bisa sampai memukul-mukul diri atau barang-barang di sekitar tanpa alasan yang jelas.   

Kondisi mental merasa berlebihan dalam bahasa kekinian biasa disebut  “baper” alias bawa perasaan atau disebut “lebay” alias melebih-lebihkan. Kondisi mental ini bisa disebut dalam "kegilaan sesaat" karena akibat berlebihan dalam merespon obyek dan situasi tertentu, seseorang dapat melakukan tindakan-tindakan ekstrim di luar kebiasaannya atau di luar logika. "Kegilaan sesaat" yang dimunculkan seolah-olah membuat ia berada dalam kondisi tidak sadar, tak terkendali, bahkan bisa tampak ekstrim atau intensitas yang tinggi, berulang, di luar kebiasaan dan logika umum pada saat itu, atau bahkan tidak ‘nyambung’, atau konyol. Kegilaan sesaat atau baper lebay ini berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Frekuensi berulang dan intensif di saat baru kejadian namun dalam beberapa hari tertentu bisa kembali disadari oleh yang mengalami sebagai kekonyolan karena kamu sudah menyadari secara penuh dan dapat mengendalikan emosi diri kamu kembali pada saat itu. 
   

Pernahkah kamu mengalami kegilaan sesaat alias temporary insanity atau baper lebay yang bermuara kekonyolan atau lucu? Silahkan bagi pengalaman “baper lebay” mu di sini. Cerita singkat baper lebaymu bisa berupa pengalaman senang, sedih, marah ataupun lucu. 

Tuesday, June 10, 2008

HIV dan AIDS sejajar dengan penyakit lain seperti diabetes, darah tinggi dan lain lain

HIV dan AIDS juga permasalahan di dunia kerja yang sejajar dengan penyakit lain yang telah ada pada umumnya disekitar kita, misalnya diabetes, darah tinggi, hepatitis, kanker, dan lain-lain.

Tidak ada yang membedakan penyakit ini dengan penyakit berat lainnya di sekitar kita. Orang terinfeksi HIV tidak semata-mata murni disebabkan oleh 1 penyebab yaitu hubungan seksual, namun dapat ditularkan oleh transfusi darah yang telah mengandung virus HIV, air susu ibu yang terinfeksi dan menularkan kepada bayi yang tidak memiliki dosa apapun.

Karena demikian janganlah membedakan orang yang terinfeksi HIV dan AIDS dengan memberikan penilaian negatif dan menyingkirkan dari kegiatan sosial dan kerja seperti sebelumnya.

Berikan hak pekerja /buruh walaupun telah terinfeksi HIV untuk tetap berada di sekitar kita sebagai rekan kerja untuk tetap bekerja.





Konsultasi HIV dan AIDS di Perusahaan

Bila di kantor Anda diketahui salah satu atau beberapa karyawan HIV positif, apa yang Anda lakukan sebagai Staf HRD ??

A. Pemahaman mengenai HIV/AIDS di dunia kerja sudah mulai diedukasi, maka pahamilah sebanyak-banyaknya lingkup permasalahan ketenagakerjaan terkait HIV/AIDS di dunia kerja. Informasi HIV/AIDS banyak didapat melalui website lembaga-lembaga yang peduli terhadap HIV/AIDS diantaranya www.spiritia.or.id atau www.aids-ina.org

Informasi mendasar yang paling penting dipahami adalah:
* HIV/AIDS tidak dapat menular melalui kontak sosial, misalnya bekerja bersama dalam satu
ruangan, bersalaman, menggunakan alat kerja yang sama.
* HIV hanya dapat ditularkan melalui darah, cairan vagina, cairan sperma, dan air susu ibu
yang telah terinfeksi HIV.
* Pekerja/buruh dengan HIV masih dapat bekerja produktif selama hampir 10-20 tahun.
* Apabila pekerja/buruh dengan HIV mengkonsumsi ARV secara teratur daya tahan tubuh
dapat menghambat perkembangan virus HIV sehingga memperlambat sampai pada fase
AIDS. Usia produktif pekerja tersebut dapat lebih lama.

Sehingga, tidak perlu khawatir bekerja sama dengan karyawan/ pekerja /buruh yang terinfeksi HIV. Pekerja dengan HIV tidak tetap dapat bekerja seperti biasa.

B. Pemerintah melalui Mentri Tenaga Kerja telah menerbitkan keputusan Mentri Tenaga Kerja tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja dengan KEPMENAKER NO 68 Tahun 2004.

C. Keputusan tersebut berisi imbauan kepada dunia usaha (dinas tenaga kerja, pengusaha dan serikat pekerja/buruh) untuk melakukan edukasi pada karyawan mengenai HIV/AIDS di tempat kerja.

KEPMEN 68 Tahun 2004 berisi imbauan kepada dunia usaha untuk menerapkan 10 Prinsip Kaidah ILO tentang Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja, yaitu :


10 Prinsip Kaidah ILO tentang HIV / AIDS dan Dunia Kerja

1.


Pengakuan HIV / AIDS sebagai Persoalan Dunia Kerja :
HIV / AIDS adalah persoalan dunia kerja dan mesti diperlukan sebagaimana penyakit serius lainnya yang muncul di dunia kerja.

2.

Non-diskriminasi :
Tidak dibolehkan adanya tindak diskriminasi terhadap buruh/ pekerja berdasarkan status HIV / AIDS atau dianggap sebagi orang terinfeksi HIV. Diskriminasi dan stigmatisasi justru menghalangi upaya promosi pencegahan HIV / AIDS.

3.

Kesetaraan Jender :
Dimensi jender dalam penanggulangan HIV /AIDS perlu digarisbawahi. Perempuan dibanding laki-laki cenderung mudah terinfeksi dan terpengaruh wabah HIV /AIDS. Karenanya, kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan amat penting bagi keberhasilan pencegahan penyebaran infeksi serta memudahkan perempuan mengatasi HIV / AIDS.

4.

Kesehatan Lingkungan
Demi kepentingan semua pihak, lingkungan kerja yang sehat dan aman perlu terus dijaga semaksimal mungkin sesuai Konvensi ILO No. 155 Tahun 1988 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

5.

Dialog Sosial :
Kerja sama dan kepercayaan di antara pengusaha, buruh/ pekerja serta pemerintah, termasuk keterlibatan aktif para buruh/ pekerja yang terkena atau terpengaruh HIV / AIDS, menentukan keberhasilan pelaksanaan kebijakan dan program HIV / AIDS.

6.

Larangan Skrining dalam Proses Rerutmen dan Kerja :

Skrinig HIV / AIDS tidak boleh dijadikan persyaratan dalam larangan kerja atau dikenakan terhadap seseorang yang sudah berstatus sebagai buruh/ pekerja.

7.

Kerahasiaan :

Menanyakan informasi pribadi yang berkaitan dengan HIV pada pelamar kerja atau buruh/ pekerja adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan. Akses terhadap data pribadi terkait dengan status HIV seorang buruh/ pekerja harus mematuhi prinsip kerahasiaan sesuai Kaidah ILO Tahun 1977 tentang Perlindungan Data Pribadi Buruh/ Pekerja.

8.

Kelanjutan Status Hubungan Kerja :

Infeksi HIV tidak boleh dijadikan alasan pemutusan hubungan kerja. Seperti layaknya kondisi penyakit lain, infekdi HIV tidak harus membuat seseorang kehilangan hak bekerja sepanjang orang tersebut masih layak bekerja dan dapat dibenarkan secara medis.

9.

Pencegahan :

Infeksi HIV dapat dicegah. Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui sejumlah strategi yang disesuaikan dengan sasaran nasional dan mempertimbangkan kepekaan budaya. Langkah pencegahan juga dpat dilakukan melalui kampanye perubahan tingkah laku, pengetahuan, pengobatan serta menciptakan lingkungan yang bersih dari sikap dan tindak diskrimininasi.

10.

Kepedulian dan Dukungan

Solidaritas, kepedulian dan dukungan haruslah menjadi pedoman dalam menanggapi persoalan HIV / AIDS di dunia kerja. Semua buruh/ pekerja, termasuk yang terkena HIV, berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang terjangkau, jaminan asuransi, perlindungan sosial dan berbagai paket asuransi kesehatan lainnya.

D. Pertimbangkan dengan seksama kelangsungan kerja dari pekerja/buruh dengan HIV di perusahaan. Pemutusan Hubungan Kerja bukanlah solusi terbaik untuk penanggulangan HIV/AIDS di perusahaan.

Tuesday, June 03, 2008

Bagaimana Psikolog Perusahaan Hadapi Kasus HIV pada Karyawan ?

Suatu hari seorang sahabatku, Umi, psikolog juga sms menanyakan siapa psikolog yang bisa memberikan konsultasi HIV/AIDS ?

Hmm walaupun aku juga psikolog yang telah lama berkecimpung dalam dunia kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS di tempat kerja aku tetep berupaya untuk menanyakan dulu ke kawanku, temen-temen psikolog lain yang berkecimpung langsung melakukan konseling HIV/AIDS ...

Sepengetahuanku konseling pada kawan yang HIV/AIDS dilakukan oleh konselor VCT yang memang sudah terlatih untuk melakukan konseling, dan untuk menjadi konselor VCT tidak perlu berlatar belakang psikolog. Konselor VCT yang kuketahui sudah mulai banyak dan kepedulian mereka sangatlah hebat.. Mereka sudah mendapat pelatihan untuk profesional untuk menjadi konselor VCT.

Hmm kembali lagi aku menanyakan kepada kawan tadi, permasalahan HIV/AIDSnya mau berkonsultasi apa ya? apakah seputar begaimana menghadapi kehidupan dengan HIV atau permasalahan ketenagakerjaannya? Umi bilang entahlah spesifiknya seperti apa..

Karena sepengetahuanku, bila permasalahan ketenagakerjaan mungkin masih sangat sedikit psikolog yang sudah berkecimpung di situ.. Hm siapa ya.. kok belum ada nama yang menongol di kepalaku... Sekali lagi aku bertanya hal yang sama untuk memastikan ke kawanku sendiri, siapa psikolog yang konsen dengan permasalahan HIV dan memahami tentang seputar ketenagakerjaan?

Kawanku memberikan beberapa nama namun memang tidak spesifik ke pemahaman ke permasalahan ketenagakerjaan. Hmm akhirnya aku minta kawanku yang membutuhkan infomasi itu untuk bertanya langsung saja ke aku...

Umi, sahabatku yang bertanya tadi langsung memberikan namaku kepada kawannya yang sedang membutuhkan informasi seputar HIV AIDS. Hmm.. ternyata memang masih sangat terbatas dan belum spesifik.. Hmm tepat, Pengalaman seputar kesehatan reproduksi, HIV/AIDS dan International Labour Organization dan minatku yang tak pernah henti tentang pemberdayaan sumber daya manusia ... memanggil aku untuk memberikan semua pemahaman yang kuketahui tentang AIDS di tempat kerja...

Masalah yang ditanya psikolog perusahaan seputar " Bagaimana seorang psikolog perusahaan menghadapi kasus HIV /AIDS di perusahaannya?". Telah diketahui ada seorang karyawan yang diketahui hasil tes kesehatannya positif HIV. Direktur menanyakan ke psikolog perusahaan apa yang seharusnya disikapi oleh perusahaan. Psikolog perusahaan diminta untuk memberikan advise sesegera mungkin. Padahal psikolog perusahaan belum pernah menghadapi kasus ini.

Saran dan pertimbangan apa yang harus diberikan psikolog pada Direktur Perusahaan mengenai status pekerjaannya, hak kesehatannya, sikap manajemen ? Bagaimana kaitan dengan UU Ketenagakerjaan ?

Untuk bisa menjawab permasalahan seputar HIV/AIDS di tempat kerja dan permasalahannya, penting bagi psikolog perusahaan memahami beragam informasi seputar Informasi Dasar HIV/AIDS, AIDS dan Dunia Kerja, HIV/AIDS dan Produktivitas Kerja serta bagaimana Menghadapi Kasus HIV/AIDS di Tempat Kerja.

Untuk melalui blog ini, saya Early Dewi Nuriana,Psi terpanggil untuk berbagi informasi untuk memberikan segala informasi seputar AIDS di Dunia kerja.

Selamat jalan-jalan di tulisan ku tentang AIDS dan ketenagakerjaan di Indonesia....

Selamat Datang .....

Thursday, June 28, 2007

Keluarlah dari ZONA AMAN mu

Pekerjaan tidak akan hadir sendiri di depan mata dengan tanpa usaha

Nggak usah repot-repot.. rezeki juga akan datang sendiri..
Nggak usah ngoyo-ngoyo cari kerjaan, nanti juga akan ada kok...
Nggak usah ngirim-ngirim lamaran terlalu banyak, boros lagii.. belum tentu dipanggil juga...
Nggak usah nanya-nanya deh ada kerjaan atau enggak , malu-maluin aja deh..
Cari kerjaan milih dong.. jangan asal... Kalau belum ada yang sreg ya sabar aja nunggu...
Tuhan sudah mengatur rezeki orang masing-masing kok...

heheheh...
Mudah-mudahan kita nggak termasuk kelompok orang-orang yang berpikir seperti ini ya...
Andaikan sempat berpikir seperti itu.. ya.. jangan lama-lama deh punya pikiran seperti itu..
Soalnya dengan berpikir seperti itu.. apalagi dalam jangka waktu lama...
Ya, suatu saat pula kita akan menuai hasilnya juga...
Yaitu malah kita yang kepilih.. suatu saat akhirnya malah menerima kerjaan yang jauh dibawah keinginan kita yang sebenernya..
Atau..
lamaaaaa banget di rumah nganggur dengan tanpa melakukan apapun...
Atau..
Pikiran kita tambah pusing dan mbruwet kenapa ya kok nggak ada pekerjaan buat aku.. jahat sekali dunia kerja ini...
Atau...
Perasaan kita menjadi semakin minderrrr terus ketika mendengar ada kawan lain yang sudah kerja... apalagi kalau kawan kita itu ketika di sekolah.. kepinterannya jauhh di bawah kita...
Atau...
Hati kita menjadi semakin nggak berani melamar-lamar kerjaan karena udah punya pikitran negatif tentang pekerjaan itu.. juga pikiran negatif bahwa kita pasti nggak bakal diterima juga..


Btw..
Please ya...
Jangan sampai semua itu terjadi dengan kita..
Kalau sampai terjadi.. lama-lama kita akan dengan sadar-atau tidak sadar merusak jiwa kita sendiri..
Semakin lama kita membiarkan pikiran kita dikuasai oleh perasaan rendah diri.. maka kita semakin mengisolasi diri kita..malu ketemu kawan.. lebih sensitif.. cepat tersinggung kalu ditanya tentang kerjaan.. dan lain-lain dehh masih banyak lagi..

Gemana caranya donk...
Nah.. ini dia satu hal kecil yang kadang kala sussaaah juga.. yaitu ...
KELUARLAH DARI ZONA AMAN KITA....
Zona aman kita memang selalu berupaya untuk melindungi diri kita dari rasa sakit hati dan terancam...

Keluar dari zona aman berarti kita membiarkan diri kita untuk berada di zona tidak aman...
kita akan merasa khawatir.. merasa takut.. merasa ragu-ragu..
Namun perasaan khawatir itu bila dibantu oleh sebuah keinginan untuk mewujudkan cita-cita itu... dan kita juga mau mengeluarkan energi kita untuk mewujudkan cita-cita kita...
maka rasa khawatir itu akan menjadi energi baru yang lebih positif...
yaitu.. berusaha.. berusaha.. berpikir positif.. berpikir positif.. dan rasa percaya diri.. rasa percaya diri...

Energi baru yang positif ini akan mengarahkan diri kita untuk menghadapi sebuah kesulitan menjadi sebuah tantangan...
Energi baru ini juga akan membantu kemalasan menjadi semangat untuk terus berusaha..
Energi baru ini juga akan merubah ketakutan menjadi keinginan untuk mencoba...

Ok, saat ini adalah pilihan kita..
Yukkss.. keluar dari zona aman kita ..
Untuk mencapai apa yang sesungguhnya kita ingin wujudkan...

Thursday, June 21, 2007

Membuka Pikiran Temukan Banyaknya Peluang Kerja

Pembicaraan seorang kawan dengan pencari kerja

Kawan : Eh, ada lowongan tuh jadi agen asuransi, mau nggak ?
Pencari kerja : Nggak ah.. nanti ditarget-target untuk cari klien...
Kawan : kalo jadi agen kartu kredit mau nggak ?
Pencari kerja : Nggak mau juga ah, ngapain lagi.. itukan cari-cari orang untuk punya kartu kredit.. susah lagii..
Kawan : Trus maunya kerjaan yang kayak apa ?
Pencari kerja : Ya, kerjaan yang agak bergengsi dikit donk.. ngapain kerja kebanyakan di jalan, cari2 nasabah..
Kawan : kerjaan yang bergengsi tuh gemana ?
Pencari kerja : Ya, di gedung tinggi, perusahaan kalo bisa yang sudah ternama, baju rapih, di dalam ruangan, belakang meja komputer.. Pokoe yang nggak banyak dikasih target2 gitu dehh.. cape dehhh
Kawan : Padahal kan kamu orangnya suka bergaul, kalo jadi agen temennya kan banyak.. bisalah dapet nasabah atau konsumen..
Pencari kerja : ahh, pokoknya enggak lahhh nggak sesuai dengan keinginanku..
Kawan : emang tujuan kamu kerja apa ?
Pencari kerja : belajar kerja dulu lah ..
kawan : Trus apa lagi Lha, itu kan bisa jadi ajang belajar kerja juga kerja
Pencari kerja : Bisa sih tapi kan kita duitnya tergantung usaha kita cari nasabah..
kawan : tapi kan lumayan buat pemasukan ...
Pencari kerja : wah, tapi bulanan

3 tahun kemudian kawan bertemu dengan kawan kuliahnya yang kini getol banget kerja..

Kawan : Eh, Al, kamu sudah kerja di perusahaan besar kok masih jadi agen asuransi ya..
Al : Weh jangan salah.. ini bukan cuman semata-mata asuransi.. tapi masalah pengaturan keuangan.. benefit nya banyak banget lagi.. selain benefit untuk nasabahnya, juga buat yang mencari nasabahnya...
Kawan : Lha kamu kerjanya kapan, kan masih ngantor juga ?
Al : Habis pulang kantor atau pas jam istirahat..
Kawan : Ngapain sih udah kerja segala di perusahan bagus lagi, kok masih jadi agen asuransi..
Al : Ternyata walaupun kerja di perusahaan besar yang gajinya juga sudah gede.. akau ingin dapat tambahan lagi untuk bekal berkeluarga...
Kawan : Emang potensi uang lebih di agen asuransi mu gede ya..
Al : wuuhh gede.. poko'e sama-sama dapat benefit yang besar deh antara agen dan nasabahnya.. apalagi perusahan ini menduduki ranking atas berturut-turut selama 5 tahun sebagai perusahaan keuangan. Jadi, cari nasabah juga nggak susah, produknya gampang dijual..

Kawan : padahal dirimu dulu termasuk orang yang anti menjadi agen ya.. karena dipandang kurnag bergengsi.. ehhehe
AL : Iya, bener kamu.. aku dulu milih-milih banget tentang kerjaan, apalagi karena aku jurusan sosial.. harusnya jurusan sosial juga dong...ngapain jadi agen, itu kan kerjaannya anak marketing ...
Kawan : Trus kok kenapa sekarang memilih nyambi jadi agen asuransi ?
AL : Sejak akhirnya aku kerja tujuan ku yang berubah, cita-cita ku berubah.. aku menaruh cita-citaku dulu.. lalu aku cari bagaimana caranya mencapai keinginanku itu..
Kawan : emang cita-citamu apa yang belum terwujud ?
Al : ya aku ingin membahagiakan keluarga ku nanti dengan kecukupan dasar ekonomi.. jadi aku kudu berusaha lebih keras saat ini...

Hmm ternyata orang bisa berubah ya.. Sesuatu yang dulu dianggap sebagai pekerjaan yang anti dilakukan karena dianggap kurang bergengsi.. ternyata suatu saat pikirannya terbuka karena ada cita-cita yang lebih terfokus... karena pula ada kebutuhan ekonomi yang perlu dipenuhi...
kini dia telah enjoy dengan pekerjaan tambahannya... yang justru ternyata pekerjaan tambahannya itu melebihi penghasilannya perbulan di kantor..

Ada waktu dimana kita suatu saat bisa lebih terbuka pikirannya..
Sebenarnya kita bisa belajar dari pengalaman orang lain
Kita tidak harus mengalami seperti Al dulu..
Ketika kita membuka pikiran sejak saat ini..
Beragam peluang kerja sebenarnya ada di depan mata..
Namun...
Apakah kita mau menantang diri kita sendiri atau tidak ?
Apakah kita mau memfokuskan tujuan kerja kita atau tidak ?
Apakah kita mau membuka pikiran kita atau tidak ?
Apakah kita mau keluar dari aturan bundet diri kita sendiri atau tidak..?
Ataukah kita mau mencoba sesuatu yang diluar kebiasaan pikir kita atau tidak ?

Semua memang pilihan kita sendiri..

Tuesday, June 12, 2007

Ikuti Mimpimu ..

Ikuti mimpimu dimana dirimu berada..
Bukan berarti menjadi kekeh sehingga tak mau memilih bila tak ada yang persis sesuai dengan apa yang diinginkan..
Namun cobalah untuk mencari celah mana bagian yang paling mirip dengan apa yang diinginkan.. dan Pilihlah dan lakukanlah ..


Ingatlah mimpimu ketika semua tawaran pekerjaan tak ada yang sesuai dengan yang diinginkan...
Carilah yang sebenarnya dirimu sudah terbiasa melakukan, walaupun, keliatannya itu belum kheren banget...
Cobalah untuk memulai dari hal yang sebenernya sudah biasa dirimu lakukan..
Lakukan dan temukan bahwa kita bisa menemukan pekerjaan dari hal terkecil dari kemampuan kita...
Bisa saja, suatu saat mimpi kita itu membutuhkan kemampuan terkecil kita yang selama ini tidak kita sadari....
Jadi, mimpi kita dapat terwujud dari kemampuan kecil kita itu, yang mungkin selama ini kita abaikan...

Ingatlah mimpimu ...
Dan pastikan kita tetep melakukan sesuatu menuju mimpi itu..
Mimpi tidak hanya ingin diingat saja namun harus diikuti..
Ikuti mimpi kita dengan tetap melakukan sesuatu..
Jangan biarkan diri kita mengingat mimpi tanpa melakukan sesuatu untuk mengejar mimpi itu..
Mimpi dapat sungguh-sungguh terwujud bila kita cicil sejak sekarang
Dan memulai dari yang kecil-kecil